GBI PRJ (CK7)

The Shifting (Sebuah Pergeseran dalam Kehidupan). Dalam konteks spiritual kata “Shifting atau Pergeseran” merujuk pada perubahan keadaan, situasi, atau arah kehidupan yang dibawa oleh Tuhan (rencana ilahi). 

Pertanyaan Perenungan :
Di tengah krisis, tekanan ekonomi dan sumber-sumber yang terasa semakin kering atau berkurang, apakah saya masih bisa percaya bahwa Tuhan punya jalan memelihara hidup saya, meski prosesnya tak terlihat dan penuh keterbatasan ?

Dalam teks 1 Raja-raja 17 : 1 - 16 ini, kita akan melihat bagaimana Elia mengalami “shifting atau pergeseran” dan juga “providentia atau pemeliharaan Allah”. 

1. Pergeseran pertama
Dari Tisbe Gilead kehadapan dengan Raja Ahab di kota Samaria.

1 Raja-raja 17 : 1
Lalu berkatalah Elia, orang Tisbe, dari Tisbe-Gilead, kepada Ahab : Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan.

Elia hadir di tengah krisis moral dari para pemimpin bangsa Israel (1 Raja-raja 16 : 30 - 33).
Elia mengalami “pergeseran” pertama yaitu dari kehidupan “nyaman”nya (di Tisbe) ke misi Ilahi (panggilan menjadi nabi).

2. Pergeseran kedua
Elia bergeser ke tepi sungai (Wadi) Kerit.

1 Raja-raja 17 : 2 - 3
Kemudian datanglah firman TUHAN kepadanya : Pergilah dari sini, berjalanlah ke timur dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan. 

Mengapa ke sungai Kerit, dan tidak sungai Yordan ? Kata “bersembunyilah” dari akar kata “Satar” (pasif) = menutupi, (di) sembunyikan dan dilindungi. Secara rohani fase “penyembunyian” sebagai bagian dari pemeliharaan Tuhan.

Kata “Kerit” dari akar kata  כְּרִית“ -  karath” (Ibrani) yang artinya “memotong atau memisahkan”. Mungkin di tempat itu ada “bagian” dari Elia yang dipotong atau dipisahkan. Elia sedang mendapat “yraining atau pelatihan” dari Allah. Sungai Kerit adalah tempat yang tidak terkenal, kecil, terpencil dan terbatas, namun dipersiapkan untuk hal yang besar (1 Raja-raja 18) 

1 Raja-raja 17 : 4
Engkau dapat minum dari sungai itu, dan burung-burung gagak telah Kuperintahkan untuk memberi makan engkau di sana.

Apa yang sesungguhnya yang dialami Elia di sungai Kerit ?

• Air dari sungai Kerit = Sungai tadah hujan

• Burung Gagak, memiliki sifat alami: burung scavenger (pemakan sisa makanan dan oportunis), Badan burung ini kecil hanya bisa membawa potongan-potongan kecil di paruhnya. Burung ini egois, tidak mau berbagi; berisik atau intimidatif.

Elia taat, tidak protes dan belajar mencukupkan diri, ini adalah tindakan bersyukur. Air di wadi tidak harus jernih dan makanan tidak harus enak, tetapi Allah tetap memelihara dan menjadi sumber kehidupan umat-Nya. Allah berkuasa mengubah orang atau keadaan yang “tidak biasa” menjadi saluran berkat untuk memelihara umatNya. 

1 Raja-raja 17 : 7
Tetapi sesudah beberapa waktu, sungai itu menjadi kering, sebab hujan tiada turun di negeri itu. 

Pemeliharaan Allah di sungai Kerit “seolah-olah” berakhir dan terbatas ketika sumber-sumber berkat menjadi berkurang bahkan menjadi kering. Bagaimana perasaan Saudara bila hal seperti ini terjadi pada Anda ?

Di tengah air yang mengering, Elia tetap tenang dan percaya pada “pemeliharaan Tuhan”. Elia menunggu dan mencari “kehendak” Tuhan.

1 Raja-raja 17 : 8 
Maka datanglah firman TUHAN kepada Elia :

3. Pergeseran ketiga
Elia bergeser ke Sarfat wilayah Sidon.

1 Raja-raja 17 : 9
Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda  untuk memberi engkau makan.

Dari sungai Kerit ke Sarfat di daerah Sidon.
Jarak antara Sungai Kerit dan Sarfat atau Zarephath (Sidon) diperkirakan sekitar 140–160 km. Perjalanan ini melibatkan kepercayaan penuh pada pemeliharaan Tuhan, bukan sekadar perjalanan fisik saja.

Suatu perjalanan atau pergeseran (shifting) yang beresiko dan melelahkan. Apakah janda di Sarfat tersebut mengetahui bahwa dirinya “bertugas” memberi makan Elia ?

1 Raja-raja 17 : 12
Perempuan itu menjawab : Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati.

Elia seakan-akan berharap kepada orang yang sudah putus harapan, seolah-olah janji atau harapan berbeda dengan realitas.

1 Raja-raja 17 : 14 - 16 TB
Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya. Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.

Kolaborasi antara Elia dan janda Sarfat membawa mereka mengalami mujizat dan terobosan dari Allah. Elia dan janda Sarfat saling menghargai, percaya dan bersepakat bertindak melakukan firman Allah.

Take Home Messages :

1. Sebuah pergeseran adalah bagian dari pemeliharaan Tuhan. Di tengah krisis, kekurangan, dan tekanan, Allah tetap berkuasa dan sedang bekerja meski tak terlihat dan Ia menunjukkan dalam karya pemeliharaanNya. (Yeremia 29 : 11)

2. Tuhan selalu punya rancangan dan jalan-jalan-Nya bagi kita, meski tidak selalu seperti yang kita bayangkan. (Yesaya 55 : 8 - 9)

3. Saat semua sumber terasa kering : finansial, emosional, atau iman, Allah mungkin tidak selalu memberi kelimpahan. Ia dapat memelihara melalui jalan yang tak terduga, di tengah keterbatasan, dengan cara yang tersembunyi. 

4. Di tengah masa krisis atau kesulitan, Allah menghendaki umat-nya untuk berkolaborasi dan berkomunitas. Janda Sarfat dan anaknya mendapat harapan baru ketika bertemu dengan Elia.

Belajar selalu mengucap syukur dan mencukupkan diri,  “Air tidak harus jernih, makanan tidak selalu enak”, namun Allah akan selalu setia menyertai dan memelihara umat-Nya.

Tuhan Yesus Memberkati