GBI PRJ (CK7)

Berkorban memiliki arti memberikan atau mempersembahkan sesuatu yang berharga, baik waktu, tenaga, materi, atau bahkan diri sendiri, demi kepentingan orang lain, kelompok, atau tujuan yang lebih besar, seringkali dengan keikhlasan dan tanpa pamrih.

1 Korintus 10 : 24
Jangan seorang pun yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain.

Pengorbanan bukan lahir dari apa yang kita punya, Tetapi pengorbanan lahir dari hati.

Pengorbanan Maria :
1. Mengorbankan perasaan
Perasaan adalah respon emosional yang lebih sementara dan mudah berubah. Ini adalah sensasi yang timbul dalam diri seseorang sebagai reaksi terhadap suatu situasi atau peristiwa.

Markus 3 : 31 - 35
Lalu datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus. Sementara mereka berdiri di luar, mereka menyuruh orang memanggil Dia. Ada orang banyak duduk mengelilingi Dia, mereka berkata kepada-Nya : Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau. Jawab Yesus kepada mereka : Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku ? Ia melihat kepada orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu dan berkata : Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ! Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.

Lukas 11 : 27 - 28
Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya : Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau. Tetapi Ia berkata : Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.

Lukas 2 : 48 - 49
Ketika orang tua-Nya melihat Dia, mereka tercengang. Lalu kata ibu-Nya kepada-Nya : Anak-Ku, mengapa Engkau berbuat demikian terhadap kami ? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau. Jawab-Nya kepada mereka : Mengapa kamu mencari Aku ? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku ?

Maria, mengorbankan perasaannya.

Yohanes 2 : 12
Sesudah itu Yesus pergi ke Kapernaum, bersama-sama dengan ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya dan murid-murid-Nya, dan mereka tinggal di situ hanya beberapa hari saja.

Ulangan 31 : 8
Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati.

2. Mengorbankan hati
Hati merupakan sesuatu yang lebih dalam dari sekedar perasaan, ia mencakup intuisi, keberanian, dan empati. Hati juga bisa mengacu pada kehendak dan motivasi seseorang dalam melakukan tindakan tertentu.

Yohanes 19 : 25 - 27
Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya,

Saat kita melakukan hal kecil bagi sesama, kita melakukan hal besar bagi Yesus.

3. Mengorbankan dirinya

Matius 1 : 21
Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.

Maria adalah ibu pilihan (Masa menjadi ibu adalah masa kemitraan yang suci dengan Allah). Temukan rencana Tuhan dalam hidup anak kita, minta tuntunan Roh Kudus dan percaya. Maria, ibu Yesus, mengalami semua tantangan itu. Yang lebih hebat lagi, ia mengatasinya dengan sukses.

Apa yang dapat kita pelajari dari teladannya ?

Matius 2 : 19 
Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. 

Lukas 2 : 51 
Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.

Setiap pengorbanan kita bagi siapapun akan Tuhan perhitungkan menjadi buah yang manis di hadapan-Nya. Maria pastilah dikenal di seluruh dunia. Hal ini tidak mengherankan karena ia memainkan peran yang unik dalam pelaksanaan maksud dan tujuan Allah. 

Bagaimana kita memandang ibu Yesus ini ? Dan, yang lebih penting lagi, bagaimana Allah memandangnya ?

Amsal 31 : 29
Banyak wanita telah berbuat baik, tetapi engkau melebihi mereka semua.

Allah dapat merubah keadaan yang terburuk sekalipun menjadi keajaiban yang luar biasa.
Percaya bahwa Kristus telah mati itu adalah sejarah. Percaya bahwa Dia mati bagi saya itu adalah keselamatan.

Meskipun kita harus melewati pengorbanan yang menyakitkan, pada akhirnya rencana Allah bagi kehidupan kita senantiasa mendatangkan damai sejahtera.

Tuhan Yesus Memberkati