GBI PRJ (CK7)

Tuhan memang menganugerahkan kelimpahan berkat, kasih karunia, maupun hal yang baik lainnya. Namun, jangan sampai menyalahgunakan ataupun menyalahartikan semua itu, dan hanya melihat dari satu sisi saja. Sebab, terkadang kita juga membutuhkan sebuah “sekolah kehidupan” untuk membentuk karakter kita, serta mengalami pertumbuhan, kedewasaan rohani.

Roma 5 : 1 - 5
Hasil pembenaran -- Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

Ibrani 1 : 3
Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi.

Kita diingatkan untuk jangan pernah menganggap rendah firman yang hidup, melainkan merenungkan, memperkatakannya, yang merupakan kekuatan dan penopang bagi hidup kita, serta menyediakan waktu untuk bersaat teduh pribadi dengan Tuhan, dan mengadakan mezbah doa bersama keluarga yang masih ada. Agar kita tetap kuat menghadapi apa pun di dalam kehidupan.

Miliki dasar yang benar, yaitu bahwa kita dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Ia tidak murka terhadap kita, melainkan terkadang dapat saja mendisiplinkan kita dalam rangkulan kasih-Nya. 

Karena itu, sekalipun ada penderitaan, kesengsaraan, ataupun pergumulan, jadikan sebagai kesempatan untuk tekun dalam iman. Dan bukannya menjadi kecewa. Ketika kita tetap bertekun, kita akan menjadi tahan uji serta berpengharapan, yang merupakan buah dari ketekunan.

Pengharapan kita adalah kita menyembah Dia yang mahatahu, mahakuasa, dan mahahadir, tidak seperti kita yang sebaliknya tidak mahatahu, tidak mahakuasa, serta tidak mahahadir. Ada korelasi antara diperdamaikan oleh Tuhan, dengan pengharapan kita. Bersyukurlah untuk pengharapan yang kita miliki itu dari Tuhan Yesus!

Keluaran 26 : 33 
Haruslah tabir itu kaugantungkan pada kaitan penyambung tenda itu dan haruslah kaubawa tabut hukum ke sana, ke belakang tabir itu, sehingga tabir itu menjadi pemisah bagimu antara tempat kudus dan tempat maha kudus.

Matius 27 : 50 - 51
Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya. Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah.

Ibrani 6 : 19 - 20
Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.

Kata ‘Perintis’ di atas, dalam bahasa aslinya Yunani memakai kata ‘Prodromos’, artinya Dia menjadi Pribadi yang berlari di depan, berseru di hadapan Bapa serta seisi surga, menyerukan bahwa akan ada orang-orang penting yang datang, yakni Saudara dan saya di kerajaan Allah kelak di dalam kekekalan. 

Ia telah menguduskan kita hari ini dan selamanya, mencurahkan Roh Kudus ke dalam hidup setiap kita. Setiap hari, Tuhan menguduskan kita semua. Kita diperdamaikan oleh-Nya, dan kita dapat menghampiri takhta-Nya kapan saja, serta di mana saja, apa pun yang menjadi pergumulan kita. 

Jadi, jangan lagi merasa tertuduh ataupun Ia marah terhadap kita, sebab suara-suara tuduhan itu berasal dari Iblis. Karena Tuhan Yesus sangat sayang pada kita, mengasihi kita.

Karena itu, hargailah karya salib Tuhan Yesus Kristus. Berharaplah hanya kepada-Nya yang sangat-sangat mengasihi kita, mengenal setiap nama kita. Apa pun pengharapan kita, ingatlah senantiasa bahwa Ia telah memperdamaikan kita. 

Tugas kita ialah untuk tetap tekun, hidup dalam firman serta kebenaran, dan percaya bahwa Tuhan Yesus telah menguduskan, sangat mengasihi, serta mempersiapkan, dan menyediakan segala sesuatu yang terbaik bagi setiap kita umat-Nya.

Tuhan Yesus Memberkati