GBI PRJ (CK7)

Hari ini kita akan belajar tentang pentingnya menjaga kehidupan yang benar di dalam Tuhan, memiliki pertobatan serta kedekatan atau keintiman dengan Tuhan, dan sungguh-sungguh beribadah hanya kepada satu Allah Tritunggal. Kita akan merenungkan 1 Samuel 4 - 7.

Apa yang dapat kita pelajari ?

1. Tuhan dan kebenaran tidak perlu dibela, melainkan kita sendirilah yang harus sadar diri.

Dalam kitab 1 Samuel 4, dikisahkan bahwa tabut Tuhan dirampas oleh bangsa Filistin dari bangsa Israel. Tabut Tuhan melambangkan kehadiran Tuhan yang menyertai umat-Nya. Oleh karena itu, kemuliaan-Nya lenyap untuk sementara dari antara orang Israel.

1 Samuel 5 : 1
Sesudah orang Filistin merampas tabut Allah, maka mereka membawanya dari Eben-Haezer ke Asdod.

Kita juga diingatkan bahwa :
• Kekalahan kita dalam dosa bukan berarti Tuhan kalah, seperti halnya bukan Dia yang mengalami kekalahan saat orang Israel kalah dalam peperangan oleh karena mereka menjauh dari Dia.

• Tuhan seperti seorang bapa yang melihat anaknya belajar sesuatu, khususnya dari kesalahan, kekalahan, kejatuhan, dan kegagalan, sehingga sampai mandiri. Karena itu, jalanilah prosesnya.

• Dalam hidup ini, ada hukum sebab dan akibat, disertai dengan kasih setia, anugerah yang berlimpah, dan bahwa Tuhan Allah kita itu adil adanya.

2. Sesungguhnya apa yang telah dikaruniakan dan menjadi milik kepunyaan kita adalah milik kepunyaan berdasar anugerah-Nya semata-mata. 

Kemudian, di dalam kitab 1 Samuel 6, kita dapat mengetahui bahwa tabut Tuhan telah kembali pada umat Israel. Kita menyadari bahwa Tuhan akan menjaga kemuliaan-Nya (ayat 19).

1 Samuel 6 : 21
Lalu mereka mengirim utusan kepada penduduk Kiryat-Yearim dengan pesan : Orang Filistin telah mengembalikan tabut TUHAN; datanglah dan angkutlah itu kepadamu.

Kita diingatkan, untuk hari-hari ini supaya menjadi orang Kristen yang tangguh dalam iman. Sekalipun berkali-kali kita mengalami kegagalan, tetaplah bangkit kembali. Seperti halnya pepatah yang menyatakan, bahwa tujuh kali kita jatuh, delapan kali kita bangkit.

Sekalipun apa yang menjadi milik kita dirampas, sekalipun kita sedang kecewa, depresi, serta trauma yang membayang-bayangi kehidupan kita sehari-hari, tetaplah berjuang menjadi orang benar, tetap berbuat baik, bangkit, dan pulih dari keterpurukan. 

Tujukan hati kita hanya kepada Tuhan, bukan kepada apa yang menjadi milik kepunyaan kita, dan jangan melupakan untuk menolong orang lain yang membutuhkan. Rindukan kehadiran dan kemuliaan-Nya dalam hidup kita. Hadirat-Nya membawa berkat.

3. Seruan pertobatan : Eben-Haezer.
Selanjutnya, pada kitab 1 Samuel 7, kita dapat membaca bahwa umat Allah akhirnya beribadah kembali kepada Tuhan, dipimpin oleh nabi Samuel. Mereka melakukan pertobatan secara besar-besaran, dan dengan rela mempersembahkan persembahan kepada Tuhan.

1 Samuel 7 : 3
Lalu berkatalah Samuel kepada seluruh kaum Israel demikian : Jika kamu berbalik kepada TUHAN dengan segenap hati, maka jauhkanlah para allah asing dan para Asytoret dari tengah-tengahmu dan tujukan hatimu kepada TUHAN dan beribadahlah hanya kepada-Nya; maka Ia akan melepaskan kamu dari tangan orang Filistin.

1 Samuel 7 : 12
Kemudian Samuel mengambil sebuah batu dan mendirikannya antara Mizpa dan Yesana; ia menamainya Eben-Haezer, katanya : Sampai di sini TUHAN menolong kita.

Sebagai umat-Nya yang dipelihara dan dikasihi oleh-Nya, beribadahlah dengan sepenuh hati, jiwa, dan pikiran kita. Jangan menyembah ilah-ilah lain atau berhala yang dapat menggeser posisi Tuhan dalam hidup kita. Jika kita melakukan hal yang salah, bertobatlah supaya kita tetap berada dalam perlindungan, pertolongan, penyertaan, dan perkenanan Tuhan. Jagalah kehidupan kita sedemikian rupa agar tetap berkenan kepada Tuhan. Sekali Yesus, tetap Yesus. Satu Tuhan dalam kehidupan kita. One God, one life.

Tuhan Yesus Memberkati