GBI PRJ (CK7)

Apa kuasa Roh Kudus dalam hidup orang-orang percaya ? Kita akan melihat, belajar, dan mengetahuinya dari Kisah Para Rasul 2 : 1 - 21. Roh Kudus mengubah ketakutan menjadi keberanian, perpecahan menjadi kesatuan, dan kegerahan ataupun “rasa sungkan” menjadi misi serta mandat yang berdampak kekal.

Peristiwa Pentakosta mengingatkan kita bahwa gereja tidak lahir dari strategi manusia, tetapi dari “tiupan ilahi” Roh Kudus yang menghidupkan. Ada tiga transfromasi radikal yang dapat dilakukan oleh Roh Kudus terhadap kehidupan para murid dan orang-orang percaya, yaitu :

• Roh Kudus memulihkan identitas (ayat 1 - 4).

Kisah Para Rasul 2 : 1 - 4
Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.

Roh Kudus adalah Pribadi Allah Tritunggal yang memulihkan gambar Allah dan cerminan kuasa Kristus dalam diri kita. Kuasa Roh Kudus mengubahkan orang-orang yang percaya kepada Yesus menjadi orang-orang yang berani, dan mengalami pemulihan dari setiap rasa kegagalan maupun merasa tidak berharga. Kita menjadi orang-orang yang berharga di mata-Nya, dan hidup di dalam janji Tuhan. 

Dengan dipenuhi oleh Roh Kudus, kita telah menjadi pribadi yang lebih lemah lembut, lebih murah hati, dan hal-hal baik yang lainnya.

"Roh Kudus bukan hanya memberi karunia; Dia mengembalikan tujuan ilahi kita." (Jack Hayford)

• Roh Kudus mempersatukan keberagaman (ayat 5 - 12).

Kisah Para Rasul 2 : 5 - 12
Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata : Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea ? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita : kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah. Mereka semuanya tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain : Apakah artinya ini ?

Roh Kudus adalah Penghubung Tritunggal. Dia mempersatukan gereja bukan melalui kesamaan preferensi atau selera, tetapi melalui kesetiaan pada Injil. Roh Kudus menciptakan kesatuan, tanpa harus seragam. Sebab Tuhan menghargai banyak perbedaan, namun disatukan sesuai visi Allah. God loves unity, not uniformity. Seperti orkestra yang berjalan dalam harmoni meski berbeda-beda alat, tetapi dipersatukan oleh konduktor dan partitur. 

Ketika Roh Kudus tercurahkan, Ia melampaui segala budaya dan bahasa, sehingga mempersatukan. Dan Roh Allah yang bekerja melalui anak-anak kecil sesungguhnya tidak ada bedanya dengan kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam hamba-hamba-Nya yang dewasa. 

Pentakosta adalah prototipe bagi gereja multikultural yang dipersatukan oleh Roh, bukan oleh keseragaman. (Amos Yong)

• Roh Kudus mengutus untuk misi global (ayat 14 - 21)

Kisah Para Rasul 2 : 14 - 21
Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada mereka : Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini. Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, karena hari baru pukul sembilan, tetapi itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoel : Akan terjadi pada hari-hari terakhir demikianlah firman Allah bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi. Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat. Dan Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di atas, di langit dan tanda-tanda di bawah, di bumi : darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap. Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu. Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.

Roh Kudus adalah sumber misi. Gereja tidak diutus karena kemampuan organisasi, tetapi karena kuasa Roh Kudus yang memampukan. Pencurahan Roh Kudus adalah tanda akhir zaman, sebab Tuhan menghendaki Panen Raya jiwa-jiwa, bukan supaya umat-Nya menyombongkan diri dengan berbagai karunia-Nya, melainkan menjadikan setiap orang sebagai murid Tuhan Yesus. 

Kuasa Roh Kudus menerobos dan memampukan kita, jadi bersyukurlah sebab kita dikaruniai otoritas, wibaba, hikmat serta wewenang ilahi untuk menuai jiwa-jiwa bagi Tuhan, agar mereka bertobat, kembali pada Tuhan, dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. 

Tanpa Roh Kudus, gereja hanyalah organisasi massa religius; dengan Roh Kudus, kita adalah tentara-tentara Kerajaan Allah. (Gordon Fee)

Take Home Message :

1. Kuasa Roh Kudus memulihkan identitas kita sebagai saksi Kristus.

2. Kuasa Roh Kudus mempersatukan kita dengan jemaat lain untuk “proyek” kerajaan Allah.

3. Kuasa Roh Kudus mengutus kita ke lingkungan yang paling sulit sekalipun.

Kepenuhan Roh Kudus bukan untuk kesenangan pribadi, tetapi untuk kuasa bersaksi yang menggoncangkan dunia. (Jack Hayford)

Pentakosta bukan sekadar peristiwa sejarah ataupun organisasi gereja, melainkan sebuah kegerakan yang terus-menerus terjadi. Dan ujung pelayanan kita hendaknya menjadikan setiap bangsa dan jiwa-jiwa sebagai murid Tuhan, sebab apabila tidak, sesungguhnya kita kehilangan makna dari Amanat Agung Tuhan Yesus. 

Tuhan Yesus Memberkati