GBI PRJ (CK7)

Allah duduk bertakhta di atas pujian umat-Nya, dan Ia hadir melalui puji-pujian yang kita naikkan bagi-Nya. Karena itu, kita dapat memilih untuk mengubah rasa putus asa, menjadi sebuah puji-pujian bagi Tuhan, seperti yang pernah dilakukan oleh Yosafat bersama umat-Nya. Apalagi ada Roh Kudus yang tinggal di dalam kita, dan kuasa-Nya bekerja melalui kita.

2 Tawarikh 20 : 1 – 9
Setelah itu bani Moab dan bani Amon datang berperang melawan Yosafat bersama-sama sepasukan orang Meunim. 20:2 Datanglah orang memberitahukan Yosafat : "Suatu laskar yang besar datang dari seberang Laut Asin, dari Edom, menyerang tuanku. Sekarang mereka di Hazezon-Tamar," yakni En-Gedi. Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa. Dan Yehuda berkumpul untuk meminta pertolongan dari pada TUHAN. Mereka datang dari semua kota di Yehuda untuk mencari TUHAN. Lalu Yosafat berdiri di tengah-tengah jemaah Yehuda dan Yerusalem di rumah TUHAN, di muka pelataran yang baru dan berkata : "Ya TUHAN, Allah nenek moyang kami, bukankah Engkau Allah di dalam sorga? Bukankah Engkau memerintah atas segenap kerajaan bangsa ? Kuasa dan keperkasaan ada di dalam tangan-Mu, sehingga tidak ada orang yang dapat bertahan melawan Engkau. Bukankah Engkau Allah kami yang menghalau penduduk tanah ini dari depan umat-Mu Israel, dan memberikannya kepada keturunan Abraham, sahabat-Mu itu, untuk selama-lamanya ? Lalu mereka mendiami tanah itu, dan mendirikan bagi-Mu tempat kudus untuk nama-Mu. Kata mereka : Bila sesuatu malapetaka menimpa kami, yakni pedang, penghukuman, penyakit sampar atau kelaparan, kami akan berdiri di muka rumah ini, di hadapan-Mu, karena nama-Mu tinggal di dalam rumah ini. Dan kami akan berseru kepada-Mu di dalam kesesakan kami, sampai Engkau mendengar dan menyelamatkan kami.

Demikian juga yang pernah dilakukan oleh Paulus serta Silas yang tetap menaikkan puji-pujian kepada Allah, meskipun dipasung dan dibelenggu di dalam penjara yang paling dalam, serta penjagaan yang ketat (Kisah Para Rasul 16 : 20 – 34). Paulus serta Silas tidak mengeluh ataupun bersungut-sungut terhadap keadaan berat yang menimpa mereka. 

Apa yang semestinya kita sadari :

•    Mengerti panggilan hidup kita

Efesus 4 : 11 – 12
Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus.

•    Kita adalah alat pilihan Tuhan

Kisah Para Rasul 9 : 15 – 16
Tetapi firman Tuhan kepadanya : "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."

•    Tuhan akan tunjukkan betapa banyaknya penderitaan yang harus kita tanggung

•    Bertanggung jawab dengan panggilan hidup kita seperti Paulus

2 Korintus 11 : 27 – 31 
Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian, dan, dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi, urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat. Jika ada orang merasa lemah, tidakkah aku turut merasa lemah ? Jika ada orang tersandung, tidakkah hatiku hancur oleh dukacita ? Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas kelemahanku. Allah, yaitu Bapa dari Yesus, Tuhan kita, yang terpuji sampai selama-lamanya, tahu, bahwa aku tidak berdusta.

Bagaimana caranya supaya mengubah keputusasaan, kekecewaan, dan kemarahan, menjadi pujian (change despair into praise), terutama saat kita tidak melihat jawaban doa, ataupun ketika sepertinya Tuhan mungkin terdiam, dan sekalipun kita mengalami kesulitan, padahal merasa telah sekian lama setia mengikut Tuhan :

1.    Ambil keputusan yang benar dengan mencari Tuhan, berdoa, dan berpuasa (2 Tawarikh 20 : 1 – 7)
Sewaktu kita mengambil keputusan untuk merendahkan hati, berdoa, serta berpuasa, sesungguhnya kita sedang menyentuh hati Tuhan, serta menarik kuasa Allah, dan kuasa surgawi itu tercurah atas kita. Setiap kata-kata pujian serta pengagungan yang kita naikkan kepada-Nya sangat menyentuh hati-Nya, dan karena itu jagalah hati kita dengan segala kewaspadaan setiap hari agar tetap bersih, murni, dan kudus.

2.    Tidak ada pilihan lain, harus mengandalkan Tuhan (2 Tawarikh 20 : 12 – 15)
Karena firman-Nya mengingatkan, Allah mengutuk orang-orang yang selalu mengandalkan dirinya sendiri.

3.    Melangkah dengan iman (2 Tawarikh 20 : 16 – 20)
Percayalah, dan yakin bahwa Ia sanggup menolong, membela, dan melindungi kita. Kita tidak mampu, tetapi Allah mampu.

4.    Memuji Tuhan dan Dia yang berperang ganti kita (2 Tawarikh 20 : 21 – 22)
Perkatakanlah juga firman Tuhan, dan janji-janji-Nya dalam firman-Nya itu. Nyanyikanlah nyanyian syukur kepada Tuhan atas kasih setia-Nya ! Bahkan, bersorak-sorailah, maka Ia yang akan memberikan kemenangan. Sebab, cara Tuhan berperang, bertindak, dan bekerja ialah dengan kita merendahkan hati, menaati Dia. Agungkanlah Dia.

5.    Kita akan menerima berkat serta mujizat, dan Tuhanlah yang akan menerima segala hormat dan pujian sampai selama-lamanya (2 Tawarikh 20 : 25 – 29)
Saat kita menerima kemenangan yang dari Tuhan, ingatlah untuk mengembalikan segala hormat dan pujian hanya bagi Dia. 

Take home messages (pesan firman Tuhan hari ini) :
•    Fokus pada apa yang Tuhan sampaikan, dan pandanglah pada Kristus
•    Tetap bertabah hati, sebab masih ada Tuhan dan malaikat-Nya yang menyertai kita
•    Jangan takut, melainkan tetap percaya, pertolongan dan keselamatan menjadi bagian kita (Kisah Para Rasul 27 : 21 – 27)

Karena itu, ubahlah cara pandang kita saat menghadapi kesulitan, masalah, maupun pergumulan. Perihal berkat dan mujizat, jawaban doa apa pun ialah bagiannya Tuhan, dan bagian kita adalah memuji Dia, mengucap syukur, mengembalikan segala hormat dan pujian hanya bagi Dia. Besar dan ajaib perbuatan-perbuatan Allah kita, dan tiada yang seperti Dia.

Roma 8 : 18
Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.

Tuhan Yesus Memberkati