• Integrity Convention Centre
    Mall MGK Lt. 9
  • Contact
    021 2605 1888
  • Worship Service
    07:00 - 16:30 WIB

Makanan Dari Sembahyangan Tradisi Cina

Secara tradisi China setiap Imlek / Sincia / hari-hari perayaan lainnya seringkali melakukan persembahan makanan yang disembahyangkan bagi mereka yang belum memiliki kepercayaan / iman kepada Kristus.

Pertanyaan nya adalah secara Alkitab apakah boleh kita orang-orang yang percaya kepada Yesus memakan makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala ???

Sebelum menjawab pertanyaan diatas maka Bp/Ibu dapat membaca terlebih dahulu beberapa ayat di bawah ini :

Matius 15 : 1 - 20
1 Korintus 8 : 1 - 13
1 Korintus 10 : 23 - 33
Kolose 2 : 16 - 17
Roma 14 : 13 - 23
1 Timotius 4 : 1 - 5

Dari ayat-ayat diatas tersebut, maka kita mendapatkan dua prinsip utama yaitu :

1. Makanan tidak berpengaruh langsung pada kerohanian kita.

• Tuhan Yesus menyatakan bahwa kenajisan bukanlah sesuatu yang ditimbulkan oleh makanan (Matius 15 : 11), melainkan oleh situasi atau keadaan hati seseorang (Matius 15 : 19).

• Makanan tidak membuat posisi kita di hadapan Allah menjadi lebih jauh atau dekat (1 Korintus 8 : 8). Lagipula, segala sesuatu diperbolehkan. Dalam Alkitab 1 Korintus 10, "segala sesuati" yang dimaksud berhubungan dengan makanan (1 Korintus 10 : 25 - 27).

• Di dalam Kristus, kita tidak seharusnya diikat lagi dengan aturan-aturan legalistik soal makanan-makanan (Kolose 2 : 16). Semua yang diciptakan Tuhan untuk di makan, adalah halal jika diterima dengan ucapan syukur dan dikuduskan dalam doa (1 Timotius 4 : 4 - 5).

2. Makanan dapat menjadi batu sandungan.

• Ada orang percaya yang masih belum dewasa dan memiliki keberatan hati nurani dengan makanan yang dipersembahkan kepada berhala (1 Korintus 8 : 9, dan 12 - 13). Jika makanan menjadi batu sandungan bagi orang lain, maka sebaiknya kita tidak memakan makanan tersebut ( 1 Korintus 10 : 28)

• Dalam setiap hal  yang kita lakukan, termasuk dalam hal makan  dan minum, biarlah Allah yang dimuliakan (1 Korintus 10 : 31). Segala sesuatu kita lakukan  dengan landasan iman, sebab jika kita sendiri bimbang atau ragu-ragu, atau tidak yakin maka kita berdosa (Roma 14 : 23).

Jadi ... kita boleh makan makanan apa saja karena tidak mempengaruhi kehidupan rohani kita; tetapi di pihak lain juga kita haruslah bijakaana.
Jika kita ada dalam
Kebimbangan atau menjadi batu sandungan, alangkah baik bila kita memilih untuk tidak memakan makanan yang sudah disembahyangkan tersebut.

Artikel Sebelumnya